MUNGKIN tak berbuat apa-apa. Tapi lelaki bertamu di rumah wanita yang sedang ditinggal pergi suami, tengah malam pula, wajar memancing kecurigaan. Karenanya setelah ditegur berulangkali tetap nekad, pasangan bukan suami istri Ridwan – Sinta ini digerebek. Dalam pemeriksaan, keduanya mengaku sudah pacaran 3 bulan.
Di setiap RT sering ada peringatan tertulis: bertamu lebih dari 1 X 24 jam harus lapor! Ini tujuannya jelas, demi keamanan bersama. Bagaimana dengan tamu yang berkunjung kurang dari 24 jam, tapi punya potensi berbuat hil-hil yang mustahal? Apa cukup dibiarkan saja? Susah memang mengawasinya, karena Pak RT dan Hansipnya tak mungkin mengontrol dari waktu ke waktu. Bukankah Pak RT hanyalah pekerjaan suka rela?
Agaknya Ridwan, 32, tahu memanfaatkan peluang ini. Dia setiap bertamu ke rumah Ny. Sinta, 28, hanya mengambil waktu barang 2-3 jam, tapi tengah malam! Dalam tempo yang singkat itu, sepertinya dia sudah memperoleh segalanya. Bayangkan, datang pukul 21.00, nanti baru pergi pukul 24.00 dengan wajah sumringah. Bisa dikira-kiralah, apa yang terjadi di rumah Sinta itu, mengingat suaminya selalu tak di rumah karena tugasnya memang jadi Satpam pabrik.
Tapi, rumah Sinta di Jl. WR Supratman Teluk Betung Utara (Bandar Lampung) itu bukanlah tempat yang sepi. Banyak tetangga kanan kiri dan depan belakang. Dus karena itu, mata buta pun pasti akan melihat, telinga tuli pun pasti akan mendengar bahwa istri Gandi, 35, sering terima tamu malam hari. Pak RT yang terima laporan dari warganya segera mengingatkan tuan rumah, agar tidak menerima tamu sembarangan.
Sayangnya, teguran itu tak digubris oleh Sinta. Bahkan pihak Ridwan yang pernah juga membaca isi surat Pak RT sama sekali tak merasa tersindir oleh isi surat itu. Dia merasa bukan yang dimaksudkan dalam isi surat itu. Meski pun iya, Ridwan sama sekali tak merasa melanggar tata tertib keertean. “Sebab saya bertamu kan tidak sampai 24 jam, jadi buat apa lapor?” kilahnya.
Padahal, dalam kondisi waktu yang singkat itu justru segalanya bisa terjadi. Bayangkan, main bola saja yang waktunya hanya 45 menit setiap babak pertandingan, bisa masuk bola berulang kali. Apa lagi ini yang berlangsung sampai 3 jam dan tanpa pengawasan “wasit”, bisa saja “bola” Ridwan masuk gawang berulang kali tanpa pernah ada yang nyemprit.
Nah, karena penasaran akan tindak tanduk Ridwan yang selalu bertamu tengah malam, beberapa hari lalu dilakukan penggerebekan. Saat itu Ridwan memang tak berada dalam kamar Sinta, melainkan di kamar mandi dalam kondisi hanya pakai celana pendek. Meksi tak ada bukti otentik bahwa telah terjadi aksi mesum, tak urung Sinta dan Ridwan dibawa ke rumah RT untuk diselesaikan. Malam itu juga Gandi selaku suaminya ditelpon tahu dan diminta pulang, agar tahu kelakuan yang sebenarnya.
Gandi selaku pihak yang berkompeten, tentu saja sangat kaget bahwa di rumahnya sering ada tamu rutin lelaki tanpa setahunya. Curiga bahwa telah terjadi hil-hil yang mustahal, dia segera mengadukan kasus ini ke Polres Bandar Lampung. Malam itu juga Ridwan diserahkan ke polisi.
Dalam pemeriksaan, dia mengaku sudah 3 bulan pacaran dengan istri Gandi tersebut. Sayang ketika ditanyakan apa selama ini sudah berbuat “hil-hil yang mustahal” tersebut, Ridwan masih menutup mulut.
Tapi Sinta buka rok, ya sama saja!
Di setiap RT sering ada peringatan tertulis: bertamu lebih dari 1 X 24 jam harus lapor! Ini tujuannya jelas, demi keamanan bersama. Bagaimana dengan tamu yang berkunjung kurang dari 24 jam, tapi punya potensi berbuat hil-hil yang mustahal? Apa cukup dibiarkan saja? Susah memang mengawasinya, karena Pak RT dan Hansipnya tak mungkin mengontrol dari waktu ke waktu. Bukankah Pak RT hanyalah pekerjaan suka rela?
Agaknya Ridwan, 32, tahu memanfaatkan peluang ini. Dia setiap bertamu ke rumah Ny. Sinta, 28, hanya mengambil waktu barang 2-3 jam, tapi tengah malam! Dalam tempo yang singkat itu, sepertinya dia sudah memperoleh segalanya. Bayangkan, datang pukul 21.00, nanti baru pergi pukul 24.00 dengan wajah sumringah. Bisa dikira-kiralah, apa yang terjadi di rumah Sinta itu, mengingat suaminya selalu tak di rumah karena tugasnya memang jadi Satpam pabrik.
Tapi, rumah Sinta di Jl. WR Supratman Teluk Betung Utara (Bandar Lampung) itu bukanlah tempat yang sepi. Banyak tetangga kanan kiri dan depan belakang. Dus karena itu, mata buta pun pasti akan melihat, telinga tuli pun pasti akan mendengar bahwa istri Gandi, 35, sering terima tamu malam hari. Pak RT yang terima laporan dari warganya segera mengingatkan tuan rumah, agar tidak menerima tamu sembarangan.
Sayangnya, teguran itu tak digubris oleh Sinta. Bahkan pihak Ridwan yang pernah juga membaca isi surat Pak RT sama sekali tak merasa tersindir oleh isi surat itu. Dia merasa bukan yang dimaksudkan dalam isi surat itu. Meski pun iya, Ridwan sama sekali tak merasa melanggar tata tertib keertean. “Sebab saya bertamu kan tidak sampai 24 jam, jadi buat apa lapor?” kilahnya.
Padahal, dalam kondisi waktu yang singkat itu justru segalanya bisa terjadi. Bayangkan, main bola saja yang waktunya hanya 45 menit setiap babak pertandingan, bisa masuk bola berulang kali. Apa lagi ini yang berlangsung sampai 3 jam dan tanpa pengawasan “wasit”, bisa saja “bola” Ridwan masuk gawang berulang kali tanpa pernah ada yang nyemprit.
Nah, karena penasaran akan tindak tanduk Ridwan yang selalu bertamu tengah malam, beberapa hari lalu dilakukan penggerebekan. Saat itu Ridwan memang tak berada dalam kamar Sinta, melainkan di kamar mandi dalam kondisi hanya pakai celana pendek. Meksi tak ada bukti otentik bahwa telah terjadi aksi mesum, tak urung Sinta dan Ridwan dibawa ke rumah RT untuk diselesaikan. Malam itu juga Gandi selaku suaminya ditelpon tahu dan diminta pulang, agar tahu kelakuan yang sebenarnya.
Gandi selaku pihak yang berkompeten, tentu saja sangat kaget bahwa di rumahnya sering ada tamu rutin lelaki tanpa setahunya. Curiga bahwa telah terjadi hil-hil yang mustahal, dia segera mengadukan kasus ini ke Polres Bandar Lampung. Malam itu juga Ridwan diserahkan ke polisi.
Dalam pemeriksaan, dia mengaku sudah 3 bulan pacaran dengan istri Gandi tersebut. Sayang ketika ditanyakan apa selama ini sudah berbuat “hil-hil yang mustahal” tersebut, Ridwan masih menutup mulut.
Tapi Sinta buka rok, ya sama saja!

No comments:
Post a Comment