Sunday, August 10, 2014

Open House Jelang Lebaran

MENJELANG Lebaran umumnya pejabat menyiapkan acara Open House setelah salat Idul Fitri. Tapi di Lampung, karena hanya tukang becak, Sudar, 34,  cukup “open rok” Ngatimi, 25, kekasih gelapnya yang istri sesama tukang becak. Sadisnya, saat kepergok malah galakan Sudar daripada suami Ngatimi.

Sudah menjadi tradisi di negeri ini, menjelang Lebaran para petinggi negara dan politisi menyiapkan open house untuk bersilaturahmi setelah salat Idul Fitri. Setelah hari H tiba, mereka saling kunjung. Setelah itu di rumah sendiri dia menggelar open house yang sama, untuk relasi-relasinya juga. Semua bermaaf-maafan, kembali menjadi fitrah tanpa dosa. Tapi setelah Lebaran usai, kembali ke habitat aslinya. Yang korupsi tetap kembali korupsi, untuk dilebur dosanya tahun depan lagi.


Tapi Sudar yang profesinya sebagai tukang becak, tak pernah berfikir sampai ke sana, menyiapkan open house segala. Sesuai dengan profesinya, Lebaran atau bukan, setiap saat dia harus open deklit (atap becak) untuk melindungi penumpang dari sengatan terik matahari. Namanya juga rakyat papan bawah, pemikirannya jelas sangat beda dengan wakil rakyat yang berebut kekuasaan dan kehartaan.

Tapi menjelang Lebaran 1433 H kemarin Sudar tetap berbunga-bunga hatinya, meski persiapan Lebaran tak punya. Soalnya, minggu-minggu itu dia malah dapat THR dari kekasih gelapnya, Ngatimi. Tunjangan Hari Raya-kah itu? Bukan! THR di sini memang mengandung makna: Tunjangan Hasrat Romantisme.  Maklumlah, menjelang Labaran ini hubungan mereka semakin mesra saja, meski itu cinta terlarang.

Memang cinta terlarang, karena Ngatimi sesungguhnya istri daripada Kaiman, 35, sahabat sekaligus teman satu profesi. Tapi begitulah jika setan bersimaharajelela di dalam jiwa, tak peduli milik kawan, disikat juga. Yang penting si kawan tidak tahu dan pihak yang diselingkuhi rela dan menerima. Habis perkara.

Diam-diam Ngatimi warga Desa Karang Indah Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah ini memang sedang membangun cinta segitiga. Dia mencintai Kaiman, tapi juga tak bisa melepaskan Sudar, yang sebagai penarik becak ternyata genjotannya lebih prima dan menjanjikan. Jadi bagaimana ya, karena sama-sama berat melepaskan, terpaksa jaringan asmara nirkabel itu terus dibangun sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Menjelang Lebaran kemarin, sementara masyarakat umumnya sibuk dan stress terjebak dalam kemacetan lalulintas Jawa – Sumatera, Ngatimi – Sudar lancar-lancar dalam jaringan asmara. Nah, yang terjadi kemudian. Saat para pejabat sibuk mempersiapkan acara open house di rumah besok setelah salat Idul Fitri, Sudar – Ngatimi malah “open rok” di kamar mesum.

Tapi rupanya aktifitas haram biharam mereka tak berjalan mulus. Baru setengah main di babak pertama ibaratnya bola, eh…..Kaiman memergokinya. Tapi rupanya Sudar memang peselingkuh berdarah dingin. Bukannya takut dan kabur, malahan dia lebih galakan. Belum selesai bergulat dengan Ngatemi, dia menantang gulat Kaiman sahabatnya. Karena kurang tongkrongan, akhirnya Kaiman memilih lapor polisi.

Makin memelas nasib Kaiman. Becaknya yang ditinggal buru-buru malah dihancurkan oleh Sudar, lalu dibuang ke persawahan. Bersama Ngatemi kemudian Sudar kabur melarikan diri, sehingga ketika polisi datang ke TKP hanya menemukan jejak-jejak
mesum di ranjang sederhana.

Biar sederhana, tapi bagi Sudar itu penuh makna. 

No comments:

Post a Comment