Tuesday, April 8, 2014

Penyesalanku Berakhir di Pohon Duku

PUNYA WIL enaknya cuma sebentar, habis itu masalah terus yang ada. Dan Rustandi, 50, dari Simalungun (Sumut) malah memilih bunuh diri, karena tak kuasa mengatasi masalah bersama WIL-nya. “Maafkan atas pengkhianatanku,” tulis Rustandi pada istrinya, sebelum tergantung di pohon duku.

Kata kalangan praktisi selingkuh dan pria hidung belang, nikmatnya sebuah perselingkuhan hanya minggu-minggu pertama. Saat wanita idaman lain tersebut berhasil ditaklukan, kemudian dilanjutkan dengan “eksekusi”, di situlah asyiknya perselingkuhan. Namun menginjak bulan kedua, apa yang mengasyikkan itu menjadi biasa dan cenderung hambar. Bahkan yang sering terjadi, selebihnya yang ada tinggal masalah dan masalah terus. Padahal, menyelesaikan masalah tanpa bermasalah, hanyalah di Kantor Pegadaian.


Rustandi warga Huta Siramah, Nagori Dolog Kahean, Kecamatan Tapian Dolog, Kabupaten Simalungun, kini membuktikannya. Dulu diawal-awal punya WIL bernama Salma, 30, hidupnya terasa indah dan penuh makna. Tapi setelah perempuan itu bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya, tak ada lagi sesuatu yang menarik dari tubuh wanita itu. Kini yang kentara tinggal sisi buruknya, yang egoislah, yang tak perhatian pada PIL-nya lah, dan minta duit ……………. melulu!

Lelaki dari sejumlah anak ini agaknya lupa, bahwa mayoritas WIL selalu lebih mengutamakan benggol (baca: uang) daripada bonggol. Dia mau memanjakan “bonggol” kaum Adam, karena berharap dapat benggol yang melimpah. Jika pasokan benggol sudah mampet, otomatis pelayanan bonggol juga distop. Bukankah ungkapan lama mengatakan,  ada uang abang sayang, tak ada uang abang ditendang?

Kini Rustandi dililit problem multi dimensi. Masalahnya, sang WIL berulang kali menakut-nakuti, jika jatah uang bulanan konpensasi BLS (Bantuan Langsung Syahwat) tak ajeg diberikan, maka skandalnya selama ini akan disosialisasikan pada khalayak ramai, khususnya pada keluarga besar Rustandi. Nah, apa nggak malu awak, jika sudah punya cucu dan sejumlah anak ternyata masih menjadi aktivis perselingkuhan?

Jikalau Rustandi PNS gendut macam Dhana Widyatmika atau Gayus Tambunan, tentu nggak masalah dengan keuangan. Tapi dia ini kan hanya pegawai swasta yang gajinya masih sekelas UMR. Maka mungkin, duit tipis kok maunya serba romantis. Kalau dipaksakan, ya begini akibatnya. Kepala kemut kemut karena harus selalu memainkan anggaran, bagaimana harus cukup untuk di rumah dan di WIL-nya. Lantaran Rustandi memang buka orang Banggar DPR, hasilnya ya kembali kemut-kemut itu doang.

Agaknya sang WIL semakin serius dengan ancamannya, sehingga Rustandi pun tambah pusing.  Maka di kala anak istrinya malam itu asyik nonton TV, dia justru sibuk di kamar menulis sesuatu. Menjelang subuh, salah satu putrinya menemukan tulisan ayahnya di buku tulis, yang ditujukan pada ibunya. Bunyinya: “Saya minta maaf atas pengkhianatanku semasa hidup. Dengan cara bunuh diri, permasalahan akan selesai dan kamu tidak terlibat dalam masalah ini.”

Kagetlah keluarga Rustandi. Bersama istri dan anak-anak, pencarian dilakukan. Ternyata Rustandi ditemukan sudah tergantung di pohon duku, sementara senter menyala di bawahnya. Jasadnya diturunkan segera, meski masih terasa anget, ternyata sudah wasalam. Gegerlah warga desa. Kata keluarganya, tahun 2011 Rustandi juga pernah berusaha bunuh diri dengan minum racun, tapi berhasil digagalkan. Eh ternyata diulangi lagi.

Dan atas bantuan setan, berhasillah dengan gemilang. (EN/Gunarso TS)

No comments:

Post a Comment