DIILHAMI kasus Ariel – Luna Maya barangkali, Ramidi, 42, latah merekam pula adegan mesumnya bersama WIL-nya, Kasmi, 29. Ketika kota Temanggung geger gara-gara adegan mesum itu masuk HP, tak urung pelaku video “Temanggung Membara” ini jadi urusan polisi. Paling mengerikan, aksi mesumnya ini bisa menyebabkan Ramidi dan pasangannya bisa kena denda Rp6 miliar tunai!
Dengan teknologi semakin canggih, HP kini bukan saja untuk berkomunikasi, tapi juga bisa merekam gambar dan mengirimnya pula ke HP lain. Saat teknologi itu digunakan untuk tujuan positif, sangatlah bermanfaat bagi pemakainya. Tapi ketika disalah-gunakan, justru menjadi mala petaka. Macam Ramidi – Kasmi ini apakah menduga, bahwa rekaman adegan mesumnya itu bisa bikin bangkrut rumahtangga dan ekonominya?
Lelaki dari Desa Desa Medari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Tamanggung (Jateng) ini memang termasuk petani modern. Meski kerjanya tak lepas dari cangkul dan selalu berbau lumpur, dia mau menyisihkan uangnya untuk membeli HP. Maka jangan heran HP miliknya agak kotor kena lumpur, karena di kala mencangkul gaclok gaclok di sawah, tiba-tiba HP-nya berdering. Cuci tangan dengan air sawah barang sedikit, lalu berhalo-halo lah Ramidi dengan HP-nya.
Siapakah gerangan yang menelpon dia? Istri di rumah kah? Bukan. Kalau istri di rumah tentu bicara hanya seperlunya, dan beberapa detik selesailah. Tapi yang ini pastilah sosok istimewa, karena Ramidi bisa melayaninya hingga puluhan menit. Bahkan sering pula, pacul ditinggalkan dan dia terus asyik bertelpon ria di pematang. Apa lagi bila pakai fasilitas CM-1000 Simpati, woo bisa sampai panas kuping melayani sosok di seberang sana.
Ternyata, yang suka tat tit dan kang kring menelpon tersebut memang gendakanya, Kasmi, warga Bulu yang memang banyak bulunya. Jangan ngeres dulu. Bulu di tangan Kasmi yang putih tersebut memang nampak demikian halus dan merata. Maka di kala menatap dan mengagumi bulu-bulu itu, Ramidi pun suka membayangkan. Di tingkat 'RT'-nya saja begitu, apa lagi di 'kantor balai kota'nya!
Mereka memang mitra koalisi yang kompak dan serasi, nggak macam Demokrat dengan PKS-Golkar. Nah, seperti lazimnya koalisi dalam bidang asmara, ketika platform politiknya sama, mesti koalisi itu lalu dilanjutkan dengan “eksekusi”. Maka beberapa kali Kasmi dibawa ke hotel di kawasan Bandungan Semarang, untuk berbagi cinta bak sepasang rusa dilanda asmara. Jika keuangan sedang mepet, di rumah Kasmi pun jadilah. Soalnya prinsip keduanya adalah: “Biar uang tak ada di kantong, selalu ada prioritas buat si entong…..!”
Entah sudah berapa kali mereka bermesum ria, tiba-tiba muncul ide nakal, bagaimana jika adegab bermesum ria itu diabadikan lewat kamera HP-nya. Maka bak Ariel – Luna Maya, dengan pasti dan mantap Kasmi – Ramidi merekam adegan mesum tersebut sampai beberapa kali. Katanya sih sekedar untuk koleksi pribadi, tidak akan diedarkan ke mana-mana, apa lagi dikirim ke Lembaga Sensor Film.
Entah siapa yang iseng, kisah Temanggung Membara tahun 2010 tersebut tiba-tiba beredar di warga kota Temanggung dan kemudian seluruh Jateng. Bagi warga Bulu dan Ngadirejo yang kenal dengan para pelakunya, buru-buru melaporkannya ke Polres Temanggung. Tanpa menunggu gebrakan Satgas Anti Pornografi, polisi bergerak menangkap Kasmi dan Ramidi. Dalam pemeriksaan, keduanya mengaku bahwa gambar tersebut memang dirinya. Meski mengaku tak pernah mengedarkan adegan mesum tersebut, tak urung keduanya dijebloskan ke tahanan. Ancamannya cukup mengerikan, di samping hukuman penjara 12 tahun, juga bisa denda Rp 6 miliar.
Nah lho, gara-gara lepas kolor, bakal cuma pakai kolor doang! (SM/Gunarso TS)
Dengan teknologi semakin canggih, HP kini bukan saja untuk berkomunikasi, tapi juga bisa merekam gambar dan mengirimnya pula ke HP lain. Saat teknologi itu digunakan untuk tujuan positif, sangatlah bermanfaat bagi pemakainya. Tapi ketika disalah-gunakan, justru menjadi mala petaka. Macam Ramidi – Kasmi ini apakah menduga, bahwa rekaman adegan mesumnya itu bisa bikin bangkrut rumahtangga dan ekonominya?
Lelaki dari Desa Desa Medari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Tamanggung (Jateng) ini memang termasuk petani modern. Meski kerjanya tak lepas dari cangkul dan selalu berbau lumpur, dia mau menyisihkan uangnya untuk membeli HP. Maka jangan heran HP miliknya agak kotor kena lumpur, karena di kala mencangkul gaclok gaclok di sawah, tiba-tiba HP-nya berdering. Cuci tangan dengan air sawah barang sedikit, lalu berhalo-halo lah Ramidi dengan HP-nya.
Siapakah gerangan yang menelpon dia? Istri di rumah kah? Bukan. Kalau istri di rumah tentu bicara hanya seperlunya, dan beberapa detik selesailah. Tapi yang ini pastilah sosok istimewa, karena Ramidi bisa melayaninya hingga puluhan menit. Bahkan sering pula, pacul ditinggalkan dan dia terus asyik bertelpon ria di pematang. Apa lagi bila pakai fasilitas CM-1000 Simpati, woo bisa sampai panas kuping melayani sosok di seberang sana.
Ternyata, yang suka tat tit dan kang kring menelpon tersebut memang gendakanya, Kasmi, warga Bulu yang memang banyak bulunya. Jangan ngeres dulu. Bulu di tangan Kasmi yang putih tersebut memang nampak demikian halus dan merata. Maka di kala menatap dan mengagumi bulu-bulu itu, Ramidi pun suka membayangkan. Di tingkat 'RT'-nya saja begitu, apa lagi di 'kantor balai kota'nya!
Mereka memang mitra koalisi yang kompak dan serasi, nggak macam Demokrat dengan PKS-Golkar. Nah, seperti lazimnya koalisi dalam bidang asmara, ketika platform politiknya sama, mesti koalisi itu lalu dilanjutkan dengan “eksekusi”. Maka beberapa kali Kasmi dibawa ke hotel di kawasan Bandungan Semarang, untuk berbagi cinta bak sepasang rusa dilanda asmara. Jika keuangan sedang mepet, di rumah Kasmi pun jadilah. Soalnya prinsip keduanya adalah: “Biar uang tak ada di kantong, selalu ada prioritas buat si entong…..!”
Entah sudah berapa kali mereka bermesum ria, tiba-tiba muncul ide nakal, bagaimana jika adegab bermesum ria itu diabadikan lewat kamera HP-nya. Maka bak Ariel – Luna Maya, dengan pasti dan mantap Kasmi – Ramidi merekam adegan mesum tersebut sampai beberapa kali. Katanya sih sekedar untuk koleksi pribadi, tidak akan diedarkan ke mana-mana, apa lagi dikirim ke Lembaga Sensor Film.
Entah siapa yang iseng, kisah Temanggung Membara tahun 2010 tersebut tiba-tiba beredar di warga kota Temanggung dan kemudian seluruh Jateng. Bagi warga Bulu dan Ngadirejo yang kenal dengan para pelakunya, buru-buru melaporkannya ke Polres Temanggung. Tanpa menunggu gebrakan Satgas Anti Pornografi, polisi bergerak menangkap Kasmi dan Ramidi. Dalam pemeriksaan, keduanya mengaku bahwa gambar tersebut memang dirinya. Meski mengaku tak pernah mengedarkan adegan mesum tersebut, tak urung keduanya dijebloskan ke tahanan. Ancamannya cukup mengerikan, di samping hukuman penjara 12 tahun, juga bisa denda Rp 6 miliar.
Nah lho, gara-gara lepas kolor, bakal cuma pakai kolor doang! (SM/Gunarso TS)

No comments:
Post a Comment