Friday, May 9, 2014

'Tidur' Dibayar Jambu

PAK Raden marah jika jambunya diambili anak-anak. Kakek Mustam, 75, justru sebaliknya, senang sekali. Tapi ternyata punya motif. Buah jambu itu sekedar pancingan, untuk menggiring ABG doyan jambu itu ke kamarnya dan kemudian digauli. Sekedar “uang lelah” diberinya gadis malang itu uang Rp 1.000,-

Ingat Pak Raden yang galak pada anak-anak gara-gara buah jambu? Dia selalu curiga pada Unyil dan Usro, karena dikhawatirkan bocah itu akan mencuri buah jambu miliknya. Uniknya, meski kumis tebal dan suara menggelegar, punya penyakit klasik: encok. Penyakit itu akan mendadak kambuh, jika diminta kerja bakti bersama warga.

Kakek Mustam dari Pidie (Aceh) ini berkebalikan dengan Pak Raden. Dia sangat sayang anak, sehingga ketika buah jambunya yang ranum diambili anak-anak termasuk para ABG, malah senang. Kadang malah ikut membantu mengambilkan buah itu, sehingga nama kakek Mustam sangat populer di kalangan anak-anak di bilangan Baro Kunyet, Kecamatan Padang Tijie, Pidie.

Tergoda 'Burung' Kediri

TAHU Kediri terkenal gempi (keras)-nya. Kalau “burung” Kediri? Nggak tahulah! Yang jelas, gara-gara ditelepon pria asal Kediri, Tugini, 25, tega mengkhianati cinta suami hanya sekedar untuk bercinta dengan Paijo, 30, di hotel Klaten. Tapi sial, dalam kondisi “ketanggungan” pasangan mesum itu digerebek suami sendiri.

Kota Kediri memang terkenal oleh rokok (Gudang Garam) dan tahunya. Jika rokok hanya digemari para pemuja tembakau, kalau tahu Kediri hampir semua orang suka. Di samping gempi, gurih, juga tahan lama. Maka pulang bepergian dari Kediri tanpa membawa oleh-oleh tahu Takwa, belumlah afdol namanya.

Adalah Paijo, pria asal Kediri yang merantau di Klaten (Jateng). Sekeras tahu produk daerahnya, sekeras itu pula semangat dan tekadnya untuk mengadu nasib di kota Klaten. Ini sebuah pilihan yang jarang, memang. Biasanya orang merantau kan ke Jakarta atau Surabaya. Tapi Paijo justru memilih kota Klaten. Nggak tahulah apa pertimbangannya. Yang jelas, dari Klaten ke Kediri jika mau pulang kampung, bisa naik bis Eka atau Mira Magelang – Surabaya, nanti turun di Mberakan (Nganjuk).

Istri 'Ditambang' Tetangga

RUMAH tangga Wahid, 35, benar-benar seru. Bagaiman tidak? Ditinggal dia bekerja sebagai buruh tambang, istrinya di rumah “ditambang” tetangga sendiri. Dongkol dan gemesnya Wahid adalah, beberapa waktu lalu sudah pernah digerebek, eh kok masih diulangi Dewi, 28, lagi dengan setelan yang sama.

Pekerja tambang timah, adalah pekerja yang selalu gali lobang tutup lobang dalam arti kata sebenarnya. Sudah bekerja di medan yang berat, salah-salah kena longsoran, tapi hasilnya tidak memadai juga. Dibuat makan sehari-hari tidak cukup, sehingga istri di rumah istri benar-benar tutup lobang gali lobang, agar ekonomi bisa sampai sebulan.