Friday, February 28, 2014

Tewas Gara-gara Ketiduran

Sanip, 25 (bukan nama sebenarnya), rupanya benar-benar peselingkuh berdarah dingin. Bagaimana tidak? Usai mengencani bini orang, kok bisa-bisanya tidur mendengkur di samping wanita gendakannya. Jainudin, 35 (bukan nama sebenarnya),, menyaksikan bininya tidur seranjang dengan lelaki lain, tentu saja naik pitam. Sanip pun mati jadi tumbal kecemburuan.

Istri yang baik, takkan mengizinkan lelaki bukan keluarga sendiri masuk rumah di kala suami tak ada. Meski sebenarnya tak ada apa-apa di antara keduanya, tapi bisa menimbulkan fitnah. Orang-orang yang bermulut ember dan kena penyakit “setan doyan sambel”, bisa saja melempar dugaan macam-macam. “Di kala suami pergi, si Anu malah menerima tamu lelaki. Jangan-jangan pada anu mereka…..,” begitu dia melempar gosip.

“Gratifikasi” Untuk Istri

Andaikan Ny. Hernita, 30 (bukan nama sebenarnya), seorang pejabat negara, terima gratifikasi sudahlah jamak. Tapi dia yang hanya ibu rumahtangga biasa kok dapat hadiah sepeda motor dari Pak Kades, pasti ada apa-apanya. Ternyata, sepeda motor itu sebagai imbalan, karena Hernita telah membantu Kades menjadi medan penyaluran nafsunya!

Tiap Kepala Desa (Kades) memang punya cara sendiri untuk menggerakkan rakyatnya berpartisipasi dalam pembangunan wilayah. Ada yang lewat penyuluhan, ada pula yang dirangsang lewat sebuah hadiah. Misalnya, warga yang tak pernah telat bayar PBB diberi hadiah kompor gas, atau dispenser. Bisa pula karena jadi pelopor lingkungan, lalu diberinya hadiah TV 17 inc.

Istri Hasim, 40 (bukan nama sebenarnya), warga Teluk Kayuputih, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi: tiba-tiba dikirimi sepeda motor Yamaha Mio baru, lengkap dengan STNK dan BPKB atas nama Ny. Hernita. Para tetangga pun menduga, mungkin dia dapat hadiah “gebyar ini itu” yang biasa dikampanyekan lewat SMS tak dikenal. “Mujur banget dia, ya? Dapat hadiah beneran, bukannya malah uangnya di bank habis dikuras,” kata para tetangga.

Bini Tetangga di Eksekusi

Lelaki memang makhluk yang tak ada puasnya. Macam Pardi, 31, (bukan nama sebenarnya) ini contohnya. Sudah punya bini, begitu lihat istri tetangga jauh lebih seksi, kebelet pengin meng-“eksekusi”. Untung korban berteriak, sehingga lelaki bajul buntung ini malah kena bogem warga tetangga desa.

Bini itu konon kepanjangan kata: bisa dikeloni. Bukan sekedar bisa, malah harus! Cuma masalahnya, lelaki itu pembosan. Berkutat dan bergulat dengan obyek yang itu-itu juga alias monoton, bisa terjebak kejenuhan. Nah, bagi lelaki yang kurang iman tapi duitnya lumayan, mulailah mencoba diversifikasi “menu”. Untuk selingan menu rutin di rumah, mencoba kemasan lain yang lebih maknyusss dan lebih nendang seperti kata Bondan Winarno.

Penjual Kasur Malah Syurrr

Nekad banget Kasmudin, 34(bukan nama sebenarnya), jadi penjual kasur. Melihat perempuan idiot, masih syurrr juga. Maka yang terjadi kemudian, pura-pura menawarkan kasur, tapi yang dibuka bukan gulungan kasurnya, justru rok Ny. Rahmini, 29 (bukan nama sebenarnya)., Urusan pun memanjang sampai Polres Lahat, Sumatera Selatan.

Lelaki tertarik pada makhluk lawan jenis, itu normal. Tapi itupun, biasanya pasti pilih-pilih yang cantik, tak sekedar asal beda kelamin. Tapi agaknya Kasmudin ini memang tipe manusia pemakan segala, cantik atau jelek, main tabrak saja. Dapat yang cantik, ya alhamdulillah wasyukurillah. Tapi kalau kepepet, yang jelek pun nggak masalah. Yang penting, ibaratnya Vespa begitu, sudah dapat sarana untuk ngetap olie.

Kasmudin yang tinggal di kota Lahat, pekerjaan sehari-harinya menjadi pedagang kasur keliling. Gulungan kasur itu dipikul dan dibawa keliling ke berbagai kampung, masuk dari satu gang ke gang lain. Dalam jarak beberapa meter, mulutnya tanpa henti berpromisi, surrrrr kasur, surrr kasur! Saat ada peminat, transaksi pun terjadi. Kadang gol, kadang hanya lihat-lihat doang!

Suami Opname, Istri Malah Di-`Injeksi`

MERY, 47, ini istri cap apa, di kala suami terkapar di rumah sakit, kok sempat-sempatnya membangun jejaring asmara dengan PIL. Dan paling tragis, begitu Markus, 53, suaminya sembuh, Mery hanya mengantar sampai ke rumahnya. Habis itu langsung ……wasalam minggat bersama selingkuhannya.

Rumahtangga dengan tiga anak dan satu cucu, mestinya bangunan keluarga itu sudah demikian kokoh. Tapi itu ternyata bukan jaminan. Sebab banyak juga terjadi, rumahtangga bubar justru setelah kawin perak. Masalahnya, setan teroris rumahtangga itu  baru hadir saat mereka bahagia di hari tua. Masalahnya sekarang tergantung para praktisinya sendiri. Kuat si iman apa kuat si “imin”?.

Ny. Mery warga Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, berumah tangga dengan Markus sudah lebih dari 25 tahun. Dari kerjasama nirlaba di bidang tataniaga cinta itu telah lahir 3 anak dan satu cucu. Tapi justru di hari tua mereka rumahtangga itu hancur berantakan gara-gara setan lewat. Masalahnya, Ny. Mery kemudian minggat bersama Daniel, 48, kekasih barunya. Padahal, dalam usia setua itu apa yang mau dicari?

Atasan di Atas Bawahan

INI lagi, pegawai honor disosor! Bila yang kemarin di Mojokerto, kini di Tanjungpinang (Bangka-Belitung). Ny. Reni, 36, pegawai magang di Pemko Tanjungpinang, dikencani Hari, 40, atasannya di sebuah hotel  di Pancur. Yang menarik penggerebegan itu terselenggara berkat laporan istri Hari kepada polisi.

Yang namanya bawahan, harus tunduk pada atasan. Apa lagi yang masih status pegawai honorer, nasibnya ke depan kan yang menentukan atasan. Bisa saja usulannya jadi PNS dihambat atasan, jika dinilai kinerjanya tak memenuhi syahwat,…. eh syarat. Dan itulah yang terjadi di Tanjungpinang. Seorang bawahan harus siap “diatasi” atasannya agar kariernya menjadi PNS ke depan lancar-lancar saja.

Hari dan Reni memang bekerja satu kantor di Pemko Tanjungpinang. Hari sudah jadi PNS yang punya kedudukan, sedangkan Reni masih magang. Sebagaimana bawahan, Reni harus menurut apa pun yang diperintahkan Hari sebagai atasan. Dari ngetik surat ini itu, sampai urusan lain yang masih ada hubungannya dengan kedinasan. Pendek kata, disuruh apa saja, Reni harus menjawab: siap, Pak! Kasihan memang si Reni, usia sudah menjelang kepala empat, belum juga diangkat jadi PNS. Jadi selama ini penghasilannya hanya berupa honor.

Nasib Jadi `Dewa Penolong`

BAGAIMANA Ny. Yayuk, 45, tak kesepian. Punya suami satu saja, jauh di tempat. Sebagai wanita muda, wajar saja dia sering naik syahwat, tapi suami justru kerja di Irian Barat (Papua). Maka ketika ada lelaki mau jadi “dewa penolong”, mereka pun kencan sampai di siang bolong. Tapi enak bagi mereka, eneg bagi warga sekitarnya.

Idealnya sih, punya istri selalu di rumah, kerjanya cuma mamah dan mlumah. Tapi rejeki orang kan tidak selalu sama. Ada yang surplus bin jibar-jibur (makmur). Tapi banyak juga yang buat makan sehari-hari saja sering masih jadi tanda tanya. Yang terjadi kemudian, berlakulah filosofi Jawa modern: kumpul ora kumpul watone mangan (kumpul nggak kumpul yang penting makan). Makanya kini banyak terjadi, istri tinggal di kampung, suami kerja di luar Pulau Jawa.

Nasib serupa dialami pasangan keluarga Yayuk – Jono dari Gresik (Jatim). Sudah beberapa tahun ini mereka harus “pisah rumah”. Maksudnya, istri tetap di Gresik, suami tinggal di Papua karena bekerja di Freeport. Hanya 6 bulan sekali Jono bisa pulang, dalam rangka setor benggol dan setor bonggol. Yang terakhir paling utama, karena soal benggol tentunya bisa ditransfer lewat bank.